Kekuatan
Budaya masyarakat Indonesia
Indonesia
memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapat dijadikan sebagai aset yang
tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain. Budaya lokal yang
dimiliki Indonesia berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri
khas budayanya, seperti rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun
adat istiadat yang dianut. Semua itu dapat dijadikan kekuatan untuk dapat
memperkokoh ketahanan budaya bangsa dimata Internasional.
Kekhasan
budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki kekuatan
tersediri. Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat
istiadat yang dianut. Kekhasan budaya lokal ini sering kali menarik pandangan
negara lain.
Terbukti
banyaknya turis asing yang mencoba mempelajari budaya Indonesia seperti belajar
tarian khas suat daerah atau mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan
buah tangan. Ini membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki cirri khas
yang unik.
Kebudayaan
Lokal menjadi sumber ketahanan budaya bangsa, Kesatuan budaya lokal yang
dimiliki Indonesia merupakan budaya bangsa yang mewakili identitas negara
Indonesia. Untuk itu, budaya lokal harus tetap dijaga serta diwarisi dengan
baik agar budaya bangsa tetap kokoh.
Sistem
Kepercayaan / Religi
Di
Indonesia terdiri dari lima agama besar, yaitu: Islam, Protestan, Katolik,
Hindu, dan Budha. Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan
masyarakat. Hal ini dinyatakan di dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila:
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara
kolektif terhadap politik, ekonomi dan budaya. Di tahun 1998, kira-kira 88%
dari 222 juta penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 5% Protestan, 3%
Katholik, 2% Hindu, 1% Buddha, dan 1% kepercayaan lainnya. Sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa penganut agama Islam di Indonesia lebih mendominasi
dari pada keempat agama yang lain.
Dalam
UUD 1945 dinyatakan bahwa “tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih
dan mempraktikkan kepercayaannya” dan “menjamin semuanya akan kebebasan untuk
menyembah, menurut agama atau kepercayaannya”. Pemerintah secara resmi hanya
mengakui lima agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha.
Dengan
banyaknya agama atau aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar
agama sering kali tidak terelakkan. Bukan berarti bahwa selalu terjadi
penekanan terhadap agama lain. Namun hal ini mulai berkurang semenjak demokrasi
di Indonesia mulai ditegakkan. Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia
memainkan peranan penting di dalam hubungan antar kelompok maupun golongan.
Program transmigrasi secara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah konflik
di wilayah timur Indonesia. Tapi, satu hal yang sangat menonjol yaitu bahwa
kebebasan sangat dijunjung tinggi dalam hal ini. Semuanya hidup secara damai.
Inilah yang membuat bangsa Indonesia terkenal dengan keanekaragamannya.
Kelemahan
Budaya masyarakat Indonesia
Kurangnya
kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih terbilang
minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai
dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti budaya lokal tidak sesuai
dengan perkembangan zaman, tetapi banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa. Budaya lokal juga dapat di sesuaikan dengan perkembangan
zaman, asalkan masih tidak meningalkan cirri khas dari budaya tersebut.
Minimnya komunikasi
budaya, kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar
tidak terjadi salah pahaman tentang budaya yang dianut. Minimnya komunikasi
budaya ini sering menimbulkan perselisihan antar suku yang akan berdampak
turunnya ketahanan budaya bangsa.
Kurangnya pembelajaran
budaya, pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan
sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting
mempelajari budaya lokal. Padahal melalui pembelajaran budaya, kita dapat
mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya bangsa serta bagaiman
cara mengadaptasi budaya lokal di tengan perkembangan zaman.
Tantangan
bagi Budaya masyarakat Indonesia
Perubahan lingkungan
alam dan fisik, perubahan lingkungan alam dan fisik
menjadi tantangan tersendiri bagi suatu negara untuk mempertahankan budaya
lokalnya. Karena seiring perubahan lingkungan alam dan fisik, pola pikir serta
pola hidup masyakrkat juga ikut berubah
Kemajuan Teknologi,
meskipun dipandang banyak memberikan banyak manfaat, kemajuan teknologi
ternyata menjadi salah satu factor yang menyebabkan ditinggalkannya budaya
lokal. Misalnya, sistem sasi (sistem asli masyarakat dalam mengelola sumber
daya kelautan/daratan) dikawasan Maluku dan Irian Jaya. Sistem sasi mengatur
tata cara serta musim penangkapan ikan di wilayah adatnya, namun hal ini mulai
tidak di lupakan oleh masyarakatnya.
Masuknya Budaya Asing,
masuknya budaya asing menjadi tantangan tersendiri agar budaya lokal tetap
terjaga. Dalam hal ini, peran budaya lokal diperlukan sebagai penyeimbang di
tengah perkembangan zaman.
Di
saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat
ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang
lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian
tradisional kita. Dengan parabola masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan
hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Kondisi
yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional
Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam
masyarakat Indonesia.
Misalnya
saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun
istana, selalu berkaitan erat dengan perilaku ritual masyarakat pertanian.
Dengan datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses
industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka
kesenian kita pun mulai bergeser ke arah kesenian yang berdimensi komersial.
Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan
fungsinya. Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian tradisional kita
lenyap begitu saja.
Ada
berbagai kesenian yang masih menunjukkan eksistensinya, bahkan secara kreatif
terus berkembang tanpa harus tertindas proses modernisasi. Pesatnya laju
teknologi informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi
budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam
bagi masyarakat luas.
Akibatnya
masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional
yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka.
Di
sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah
mengalami perubahan fungsi. Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan
mentransformasikan diri dengan teknologi komunikasi yang telah menyatu dengan kehidupan
masyarakat, misalnya saja kesenian tradisional “Ketoprak” yang dipopulerkan ke
layar kaca oleh kelompok Srimulat. Kenyataan di atas menunjukkan kesenian
ketoprak sesungguhnya memiliki penggemar tersendiri, terutama ketoprak yang
disajikan dalam bentuk siaran televisi, bukan ketoprak panggung. Dari segi
bentuk pementasan atau penyajian, ketoprak termasuk kesenian tradisional yang
telah terbukti mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Selain ketoprak masih
ada kesenian lain yang tetap bertahan dan mampu beradaptasi dengan teknologi
mutakhir yaitu wayang kulit.
Peran
mahasiswa dalam kebudayaan
Kita
sebagai seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya tidak ingin
kebudayaan kita menjadi pudar bahkan lenyap karena pengaruh dari budaya-budaya
luar. Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian seni
dan budaya daerah. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa mahasiswa merupakan anak
bangsa yang menjadi penerus kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara Indonesia. Sebagai intelektual muda yang kelak menjadi
pemimpin-pemimpin bangsa, pada mereka harus bersemayam suatu kesadaran kultural
sehingga keberlanjutan negara bangsa Indonesia dapat dipertahankan. Pembentukan
kesadaran kultural mahasiswa antara lain dapat dilakukan dengan pengoptimalan
peran mereka dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Optimalisasi
peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah dapat dilakukan
melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Jalur
Intrakurikuler dilakukan dengan menjadikan seni dan budaya daerah sebagai
substansi mata kuliah; sedangkan jalur ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui
pemanfaatan unit kegiatan mahasiswa (UKM) kesenian dan keikutsertaan mahasiswa
dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang diselenggarakan oleh berbagai
pihak untuk pelestarian seni dan budaya daerah.
a. Jalur Intrakurikuler
Untuk
mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah
diperlukan adanya pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah. Tanpa
adanya pemahaman yang baik terhadap hal itu, mustahil mahasiswa dapat
menjalankan peran itu dengan baik.
Peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah dapat
dilakukan melalui jalur intrakurikuler; artinya seni dan budaya daerah dijadikan
sebagai salah satu substansi atau materi pembelajaran dalam satu mata kuliah
atau dijadikan sebagai mata kuliah.
Kemungkinan
yang pertama dapat dilakukan melalui mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) bagi
mahasiswa program studi eksakta, dan Ilmu Budaya Dasar dan Antropologi Budaya
bagi mahasiswa program studi ilmu sosial. Dalam dua mata kuliah itu terdapat
beberapa pokok bahasan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman
mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah yaitu tentang manusia dan kebudayaan,
manusia dan peradaban, dan manusia, sains teknologi, dan seni.
Kemungkinan
yang kedua tampaknya telah diakomodasi dalam kurikulum program studi-program
studi yang termasuk dalam rumpun ilmu budaya seperti program studi di
lingkungan Fakultas Sastra atau Fakultas Ilmu Budaya. Beberapa mata kuliah yang
secara khusus dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap seni dan
budaya daerah adalah Masyarakat dan Kesenian Indonesia, Manusia dan Kebudayaan
Indonesia, dan Masyarakat dan Kebudayaan Pesisir. Melalui mata kuliah-mata
kuliah itu, mahasiswa dapat diberi penugasan untuk melihat, memahami, mengapresiasi, mendokumentasi, dan membahas
seni dan budaya daerah. Dengan kegiatan-kegiatan semacam itu pemahaman
mahasiswa terhadap seni dan budaya daearah akan meningkat yang juga telah
melakukan pelestarian.
Jalur
intrakurikuler lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman bahkan
mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah adalah
Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mahasiswa-mahasiswa yang telah mendapatkan pemahaman
yang mencukupi terhadap seni dan budaya daerah dapat berkiprah langsung dalam
pelestarian dan pengembangan seni dan budaya daerah.
b. Jalur Ekstrakurikuler
Pembentukan
dan pemanfaatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kesenian Riau misalnya dengan
Universitas lain merupakan langkah lain yang dapat ditempuh untuk
mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Sehubungan dengan hal itu, pimpinan perguruan tinggi perlu mendorong
pembentukan UKM Kesenian Daerah.
Lembaga
kemahasiswaan itu merupakan wahana yang sangat strategis untuk upaya-upaya
tersebut, karena mereka adalah mahasiswa yang benar-benar berminat dan berbakat
dalam bidang seni tradisi. Latihan-latihan secara rutin sebagai salah satu
bentuk kegiatan UKM kesenian daerah Riau misalnya yang pada gilirannya akan
berujung pada pementasan atau pergelaran merupakan bentuk nyata dari
pelestarian seni dan budaya daerah.
Selain
itu, Mahasiswa bisa membuat Forum-forum festival seni mahasiswa semacam Pekan
Seni Mahasiswa merupakan wahana yang lain untuk pengoptimalan peran mahasiswa
dalam pelestarian seni dan budaya daerah kita sebagai masyarakat Indonesia ini.
o
Kesimpulan
Bhineka
Tunggal Ika sebagai semboyan,
menampakkan bahwa kongruensi antara aspek kebhinekaan yang manunggal dalam ke
ekaan mulai menjadi masalah yang tak pernah kunjung selesai. Masyarakat kita
sebagai bangsa indonesia yang memiliki banyak dan beragam kebudayaan kurang
memiliki kesadaran akan pentingnya peranan budaya lokal kita ini dalam
memperkokoh ketahanan Budaya Bangsa. Padahal sesungguhnya Budaya Lokal yang
kita miliki ini dapat menjadikan kita lebih bernilai dibandingkan bangsa lain
karena betapa berharganya nilai – nilai budaya lokal yang ada di negara ini.
Untuk itu seharusnya kita bisa lebih tanggap dan peduli lagi terhadap semua
kebudayaan yang ada di indonesia ini.
Belum ada tanggapan untuk "Sosial Budaya Masyarakat Indonesia"
Posting Komentar
Blogger Yang Baik Yang meninggalkan jejak berupa komentar