Morten Hofstad, Head of Asia Pacific MYPINPAD, mempelajari mengapa mobile banking masih belum mencapai potensi optimal di Asia Pasifik dan potensi apa saja yang bisa digali.
Mobile
Banking saat ini sudah menjadi kanal transaksi perbankan terbesar di
kawasan Asia Pasifik. Dari pasar yang sudah maju dan canggih seperti
Singapura sampai pasar yang tengah berkembang pesat seperti India.
Kawasan ini tengah beralih ke perangkat mobile untuk kebutuhan transaksi
perbankannya.
Studi yang dilakukan baru-baru ini oleh KPMG bahkan memperkirakan
bahwa jumlah pengguna mobile banking akan berlipat ganda menjadi 1,8
milyar sampai tahun 2019 dan menunjukkan bahwa Asia Tenggara akan
menjadi lokomotif utama tren ini.
Kendati
pun demikian, apakah peluang ini jadi disempitkan dengan adanya masalah
keamanan? Kami telah memetakan 3 area yang sangat perlu diperhatikan
seiring meningkatnya tren mobile banking:
1) Berlanjutnya ketergantungan terhadap sistem One-Time-Passwords (OTPs)–
OTP adalah password(sandi) yang secara otomatis terkirim ke konsumen
melalui SMS atau Token. Metode otentikasi ini adalah yang paling dominan
di Asia Pasifik. Semua bank di India, sebagai contoh, menggunakannya[1] dan para konsumen di DBS Bank Singapura sangat terbiasa menggunakan OTP yang dikirim via SMS untuk otentifikasi transaksi.
Sebenarnya,
OTP bukanlah cara otentikasi paling aman, bukan pula yang paling
nyaman. Penipuan melalui Kartu SIM (dengan modus ini para penipu mampu
memiliki duplikat informasi Kartu SIM dan “membajak” SMS otentifikasi).
Hal ini menjadi masalah global yang akibatnya adalah banyak konsumen di
seluruh dunia mendapati rekening banknya kosong, karena para penipu
menggunakan detail dari informasi ponsel untuk mengakses layanan mobile
banking ataupun melakukan transaksi.
OTP
juga tidak nyaman. Keharusan menunggu datangnya password yang dikirim
ke ponsel memperlambat proses bertransaksi yang seharusnya lancar dan
cepat. Perangkat token bahkan lebih tidak nyaman lagi dan tidak ada
konsumen yang mau harus membawa token kemana-mana untuk mengakses
layanan mobile banking.
2) Pembayaran di Lokasi Perbelanjaan — Di wilayah Eropa dan Amerika,Visa and MasterCard
mendominasi pasar Kartu Kredit. Namun di Asia Pasifik, sekelompok Kartu
Kredit local mencegah dominasi dari 2 raksasa tadi untuk bisa menguasai
pasar sebagaimana halnya di Barat. Ini berarti bahwa banyak Kartu
Kredit yang beroperasi. Bagi para pedagang, yang ingin menerima
pembayaran melalui kartu di tokonya, ini berarti harus menyediakan
banyak Terminal Point of Sale (POS)ataupun mesin EDC.
Ponsel,
yang diberi perangkat tambahan dan aplikasi khusus untuk menerima PIN
otentikasi, dapat berubah menjadi mesin EDC yang aman. Pedagang tidak
dapat menerima pembayaran dengan kartu? Tidak perlu pusing, Anda bisa
bayar di tempat melalui ponsel Anda.
3) Keamanan — Studi
banding yang dilakukan terhadap aplikasi mobile banking pada tahun 2016
menunjukkan bahwa 85% di antaranya gagal lolos uji keamanan tingkat
dasar.[2]
Salah
satu masalah yang teridentifikasi adalah bahwa di seluruh kawasan Asia
Pasifik dan khususnya di pasar yang masih berkembang, kurang memadainya
hukum privasi dan keamanan mengakibatkan terjadinya ketidakteraturan
pasar bagi aplikasi perbankan.
ATM pun menjadi masalah keamanan dengan banyaknya laporan soal penipuan kartu ATM.
Perangkat
mobile punya potensi untuk menjadi ATM Personal yang memungkinkan
konsumen untuk menikmati layanan ATM umum (kecuali menarik uang tunai).
Hal ini adalah upaya untuk menyempurnakan tingkat keamanan.
Mobile
banking bagi layanan finansial merupakan kolaborasi sumberdaya global,
dimana para pakar dibidangnya bekerja keras bersama-sama untuk merancang
strategi internasional berbasiskan kemampuan mobile. Statistik dari
Asia Pasifik menunjukkan bahwa sebentar lagi mobile akan menjadi yang
terdepan di bidang finansial. Semua permasalahan yang diangkat di
artikel ini berkaitan dengan kurang memadainya keamanan layanan mobile
yang saat ini tersedia di kawasan Asia Pasifik.
Otentikasi
konsumen yang kuat dan universal, yang dirancang khusus untuk mobile,
kini tersedia. Contohnya, PIN Kartu Kredit atau Kartu Debit konsumen
saat ini bisa dimanfaatkn untuk mengaktivasi Terminal POS (Point of
Sale) Mobile dan memungkinkan untuk melakukan aktivitas perbankan tanpa
harus ke ATM.
MYPINPAD
memiliki rencana investasi jangka panjang di kawasan Asia Pasifik
dengan operasi permanen yang kini hadir di Indonesia dan Hong Kong — dua
pilar utama untuk pertumbuhan — dan kami siap membawa solusi otentikasi
yang aman dan dalam berbagai bentuk serta cara ke pasar yang tumbuh
subur ini.
Kegunaan dan dampak yang ditimbulkan Mobile Banking dalam dunia perbankan
Kegunaan dan Dampak yang ditimbulkan Mobile Banking dalam Dunia Perbankan
Sistem
informasi manajemen dan komunikasi di era globalisasi saat ini telah
berkembang dengan begitu pesat dan sangat berguna bagi kinerja
operasional suatu perusahaan ataupun perbankan. Teknologi informasi
tersebut sangat membantu suatu perusahaan atau bank untuk memperoleh
banyak keuntungan. Salah satu contoh nyata dari kemajuan teknologi yaitu
sistem informasi teknologi mobile banking dalam dunia perbankan. Mobile
banking merupakan salah satu inovasi baru yang dipakai oleh bank-bank
besar yang ada di Indonesia maupun bank-bank di luar negeri.
Mobile
Banking disingkat dengan M-Banking. Fasilitas perbankan melalui
komunikasi bergerak seperti handphone. Dengan penyediaan fasilitas yang
hampir sama dengan ATM kecuali mengambil uang cash.
Arti istilah
Mobile Banking dianggap berkaitan erat dengan pengertian berikut atau
disingkat dengan M-Banking. Fasilitas perbankan melalui komunikasi
bergerak seperti handphone. Dengan penyediaan fasilitas yang hampir sama
dengan ATM kecuali mengambil uang cash.
Arti istilah SMS Banking
merupakan layanan yang disediakan Bank menggunakan sarana SMS untuk
melakukan transaksi keuangan dan permintaan informasi keuangan ,
misalnya cek saldo, mutasi rekening dan sebagainya.
Hampir semua bank
di Indonesia telah menyediakan fasilitas M-Bankingnya baik berupa
SIMtolkit (Menu Layanan Data) maupun sms plain (sms manual) atau dikenal
dengan istilah sms banking.
Saat ini, aplikasi keuangan melalui
perangkat genggam terdiri dari tiga jenis, yaitu layanan perbankan, yang
merupakan teknologi lanjutan dari online banking, layanan pembayaran
dalam skala domestik, dan layanan pembayaran atau transfer dalam skala
internasional. Adopsi layanan mobile banking diperkirakan akan meluas di
negara-negara maju, sementara layanan pembayaran baik domestik maupun
internasional akan lebih berkembang di negara berkembang.
Penggunaan
aplikasi ini dapat ditingkatkan di wilayah pedesaan dan memungkinkan
masyarakat yang belum terlayani oleh sistem perbankan dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan.
Iptek sebagai kekuatan utama peningkatan
kesejahteraan yang berkelanjutan salah satunya adalah mewujudkan sistem
inovasi nasional yang tangguh guna meningkatkan daya saing era global.
Peluncuran Muamalat Mobile yang memungkinkan seluruh masyarakat dapat
menikmati layanan syariah melalui handphone masing-masing dengan cara
yang mudah dan murah. “Mobile Muamalat yang dimaksud ialah kita bisa
melakukan online dan realtime, ini merupakan kombinasi yang
sempurna”.Ujar, Menteri Negara Riset dan Teknologi, Kusmayanto Kadiman.
(humasristek)
Dengan diterapkannya sistem mobile banking semakin
mempermudah kegiatan transaksi yang dilakukan oleh para nasabah. Dari
istilah mobile banking dapat diartikan sebagai transaksi perbankan yang
dapat dilakukan oleh suatu pihak melalui handphone atau mobile yang
tentu saja dapat diakses setiap saat, kapan saja dan dimana saja.
Sehinga seseorang tidak perlu lagi untuk datang secara fisik ke bank
untuk melakukan transaksi keuangan.
Masyarakat dapat melakukan
berbagai transaksi finansial, seperti menabung, mengecek saldo, mengirim
uang, membayar cicilan, barang dan jasa. Yang paling mendapat
keuntungan dari implementasi layanan ini adalah kelompok masyarakat yang
tidak memiliki rekening bank karena berbagai kendala, seperti
geografis, infrastruktur, biaya, juga lainnya.
Teknologi Informasi
tak bisa dipungkiri memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
kehidupan manusia. Mulai dari wahana teknologi informasi yang paling
sederhana berupa perangkat radio dan televisi, hingga internet dan
telepon genggam dengan protokol aplikasi tanpa kabel (WAP), informasi
mengalir dengan sangat cepat dan menyeruak ruang kesadaran banyak orang.
Perubahan informasi kini tidak lagi ada dalam skala minggu atau hari
atau bahkan jam, melainkan sudah berada dalam skala menit dan detik.
Sebagai contoh adalah seseorang dari Indonesia mengirimkan sejumlah uang
untuk anaknya yang sekolah di Australia, pada saat yang hampir
bersamaan sianak langsung menerima uangnya lewat bank atau ATM.
Perubahan harga saham sebuah perusahaan di Bursa Efek Jakarta hanya
membutuhkan waktu kurang dari sepersepuluh detik untuk diketahui di
Surabaya. demikian juga pertandingan sepak bola dunia di Jerman, pada
waktu yang bersamaan bisa disaksikan dari seluruh dunia.
Ketersediaan
informasi yang dapat diakses tanpa batas waktu secara “instant” melalui
telepon rumah, telepon genggam, televisi, komputer, jaringan internet
dan berbagai media elektronik, telah menggeser cara manusia bekerja,
belajar, mengelola perusahaan, menjalankan pemerintahan, berbelanja
ataupun melakukan kegiatan perdagangan. Kenyataan demikian seringkali
disebut sebagai era globalisasi ataupun revolusi informasi, untuk
menggambarkan betapa mudahnya berbagai jenis informasi dapat diakses,
dicari, dikumpulkan serta dapat dikirimkan tanpa lagi mengenal
batas-batas geografis suatu negara. Kemajuan teknologi informasi yang
demikian pesat membuat bola dunia terasa makin kecil dan ruang seakan
menjadi tak berjarak lagi (disebut juga globalisasi).
Dalam
dunia perbankan teknologi Internet (dunia maya) mulai menjadi trend dan
bahkan sudah menjadi standar de facto. Internet Banking mulai muncul
sebagai salah satu servis dari Bank. Pelayanan (servis) ini mulai
menjadi tuntutan dari sebagian nasabah bank, sama halnya dengan servis
ATM dan phone banking atau SMS banking. Akan aneh jika sebuah bank tidak
mengikuti trend ini karena telah merupakan bagian pelayanan prima
(service excellence) dari suatu bank. Adanya tuntutan internet banking
ini datangnya dari nasabah yang menginginkan servis cepat, aman, nyaman
murah dan tersedia setiap saat (24 jam/hari, 7 hari/minggu) dan dapat
diakses dari mana saja baik itu dari HP, Komputer, laptop/ note book,
PDA, dan sebagainya. Keseluruhan tuntutan ini dapat diberikan oleh
layanan internet banking.
(JAKARTA) - Layanan mobile banking
(m-banking) sudah merebak. Di tengah geliat kesibukan kaum urban di
perkotaan, fasilitas tersebut menciptakan ruang gerak lebih besar. Tak
pelak, layanan itu mendukung setiap aktivitas perekonomian di masa
mendatang. Merujuk survei dari lembaga riset keuangan internasional, 35%
dari seluruh kegiatan on-line yang dilakukan di setiap rumah akan
beralih ke layanan m-banking. Jumlah itu akan meningkat sebanyak 35 kali
lipat dari data saat ini.
"Sebanyak 70% pengguna call center
banking juga akan berpindah ke layanan m-banking. Secara bertahap,
perkembangan teknologi m-banking juga akan memudahkan setiap transaksi
penjualan," ucap Retail Banking Head Citibank, Meliana Sutikno, saat
peluncuran kerjasama layanan m-banking dengan PT Indosat Tbk, Jumat
(9/5), di Jakarta.
Sesuai data industri layanan telekomunikasi
bergerak, institusi finansial akan lebih gencar menginformasikan produk
layanannya melalui peralatan telekomunikasi bergerak. Produk yang
disajikan adalah informasi dan layanan transaksi keuangan, seperti
transfer uang, pembayaran tagihan, manajemen akuntansi, maupun layanan
pelanggan.
Transaksi m-banking sejak setahun terakhir hingga 2011
mendatang diproyeksikan akan tumbuh sebesar 2,7 miliar transaksi per
tahun di seluruh dunia. Hal itu sejalan dengan inovasi layanan dari
industri perbankan.
Di masa mendatang, transaksi keuangan
diramalkan bakal menjadi produk perbankan paling populer yang diakses
melalui telepon seluler. Nilai transaksi ini akan naik dua kali lipat
setiap tahun di seluruh dunia, dan meningkat menjadi empat kali lipat
setelah 2011.
Bahkan, sebuah lembaga riset, Juniper Research,
memprediksi pengguna layanan perbankan via telekomunikasi bergerak
tersebut akan melonjak hingga 10 kali lipat pada 2011 dibandingkan
setahun lalu.
Diperkirakan, sebanyak 816 juta pelanggan akan
memanfaatkan layanan serta produk perbankan melalui perlengkapan
komunikasi bergerak mereka dalam tiga tahun mendatang.
China,
India, Filipina, serta sejumlah negara di Eropa Barat, dipastikan
memiliki pasar pengguna layanan m-banking terbesar di dunia. Indonesia
juga termasuk salah satu negara dengan jumlah pertumbuhan cukup besar.
"Mengamati perkembangan ini, kita berminat ikut meramaikan tren
m-banking di Indonesia," ujarnya.
INTERNET BANKING
Internet
Banking pada dasarnya merupakan gabungan dua istilah dasar yaitu
Internet dan Banking (bank). Interconnected Network (Internet) adalah
sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan
jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Setiap komputer dan
jaringan terhubung secara langsung maupun tidak langsung dengan ke
beberapa jalur utama yang disebut internet backbone dan dibedakan dengan
menggunakan unique name yang biasa disebut dengan alamat IP 32 bit.
Internet
merupakan informasi yang menghubungkan satu pengguna dengan pengguna
lainnya dalam suatu jaringan informasi yang lebih luas lagi yang sering
disebut sebagai cyberspace. Internet (Interconnected Network) merupakan
jaringan (network) komputer yang terdiri dari ribuan jaringan komputer
independen yang dihubungkan satu dengan yang lainnya. Jaringan komputer
ini dapat terdiri dari lembaga pendidikan, pemerintahan, militer,
organisasi, bisnis dan organisasi lainnya. Internet sebagai wujud,
konvergensi telematika (perpaduan teknologi komputer, media, dan
teknologi informasi) telah menghasilkan kemudahan dalam mengatasi
permasalahan geografis, sehingga berbagai aktifitas manusia tidak
terhalang dengan jarak, ruang, dan waktu. Saat ini internet telah
menghubungkan lebih dari 100.000 jaringan komputer di dunia dengan
pemakai lebih dari 100 juta orang.
Yang dapat dilakukan dengan Internet:
~ Berkomunikasi dan Bekerjasama
~ Mengakses Informasi
~ Diskusi
~ Memperoleh Informasi Baru
~ Hiburan
~ Transaksi Bisnis
Sedangkan
bank (banking) dalam Ensiklopedia Manajemen dijelaskan sebagai sebuah
lembaga keuangan yang berusaha dalam bidang penerimaan
kewajiban-kewajiban keuangan, sehingga dapat meluaskan pemberian
kreditnya. Fungsi Bank yang utama adalah :
1. Sebagai perantara kredit dalam arti melaksanakan tugas distribusi
2. Sebagai pencipta uang (money creation)
3. Sebagai pusat struktur keuangan yang kompleks secara nasional dan internasional.
Jadi
internet banking yang juga dikenal dengan istilah online banking atau
e-banking ini menurut situs wikipedia adalah melakukan transaksi,
pembayaran, dan transaksi lainnya melalui internet dengan website milik
bank yang dilengkapi sistem keamanan.
Kehadiran internet banking
membuat perubahan besar dalam layanan perbankan. Segala jenis transaksi
yang dulu manual kini bisa diselesaikan tanpa mengenal ruang dan waktu
lewat dunia maya. Ada yang bilang, fasilitas internet banking membuat
nasabah seperti punya ATM pribadi. Segala jenis layanan perbankan bisa
dilakukan sendiri seperti cek saldo, melihat daftar mutasi, pemindah
bukuan (transfer rekening), melakukan pembayaran kartu kredit, tagihan
telepon dan HP, listrik, PAM dan sebagainya kecuali yang langsung
melibatkan uang tunai seperti penyetoran dan penarikan.
Dari waktu
ke waktu, makin banyak bank yang menyediakan layanan atau jasa internet
banking. Penyelenggaraan Internet Banking merupakan penerapan atau
aplikasi teknologi informasi yang terus berkembang dan dimanfaatkan
untuk menjawab keinginan nasabah perbankan yang menginginkan servis
cepat, aman, nyaman murah dan tersedia setiap saat (24 jam/hari, 7
hari/minggu) dan dapat diakses dari mana saja baik itu dari HP,
Komputer, laptop/ note book, PDA, dan sebagainya..
Dengan adanya internet banking, memberikan keuntungan antara lain:
1. Business expansion.
Dahulu
sebuah bank harus memiliki sebuah kantor cabang untuk beroperasi di
tempat tertentu. Kemudian hal ini dipermudah dengan hanya meletakkan
mesin ATM sehingga dia dapat hadir di tempat tersebut. Kemudian ada
phone banking yang mulai menghilangkan batas fisik dimana nasabah dapat
menggunakan telepon untuk melakukan aktivitas perbankannya. Sekarang ada
internet banking yang lebih mempermudah lagi karena menghilangkan batas
ruang dan waktu.
2. Customer loyality.
Khususnya nasabah yang
sering bergerak (mobile), akan merasa lebih nyaman untuk melakukan
aktivitas perbankannya tanpa harus membuka account di bank yang
berbeda-beda di berbagai tempat. Dia dapat menggunakan satu bank saja.
3. Revenue and cost improvement.
Biaya untuk memberikan layanan perbankan melalui Internet
Banking dapat lebih murah daripada membuka kantor cabang atau membuat
mesin ATM.
4. Competitive advantage.
yang memiliki internet
banking akan memiliki keuntungan dibandingkan dengan bank yang tidak
memiliki internet banking. Dalam waktu dekat, orang tidak ingin membuka
account di bank yang tidak memiliki fasilitas Internet Banking.
5. New business model.
Internet Banking memungkinan adanya bisnis model yang baru. Layanan perbankan baru dapat diluncurkan melalui web dengan cepat.
Aplikasi
teknologi informasi dalam internet banking secara garis besar dapat
dibagi menjadi dua bagian: front-end (yang berhubungan dengan nasabah)
dan back-end (yang berhubungan dengan bank). Kedua bagian ini biasanya
dipisahkan dengan firewall (bisa sebuah firewall atau beberapa firewall
jika dibutuhkan keandalan dan kinerja yang sangat tinggi).
Bagian
front-end merupakan bagian yang langsung berhubungan dengan nasabah,
yaitu yang menggunakan web browser sebagai user interface. Hal yang
menarik untuk dibahas pada bagian front-end adalah disain dari interface
yang memudahkan bagi pengguna. Perlu diingat bahwa nasabah memiliki
latar belakang dan mekanisme akses yang beragam. Ada nasabah yang
melakukan akses dari kantor dengan komputer desktop yang high-end,
sementara itu ada nasabah yang menggunakan komputer biasa. Untuk itu
disain jangan menggunakan grafik yang berlebihan dan susah untuk
diakses.
Sisi back-end (dapur) merupakan hal yang terpenting.
Implementasi di sisi back-end harus dapat memenuhi aspek-aspek yang
disyaratkan (secara bisnis maupun secara teknis). Dari sisi back-end,
terlihat adanya trend untuk menggunakan middleware, dimana sistem
dipisahkan menjadi tiga aspek:
•Presentation layer
•Transaction layer
•Data (base) layer
Pemisahan
di atas dilakukan untuk memudahkan implementasi dan mempercepat
deployment aplikasi baru. Pendekatan layering ini mirip dengan layering
di sisi network yang terbukti ampuh dalam dunia Internet. Implementasi
yang ada saat ini sering sepotong-sepotong sehingga menyulitkan
pengelolaan (management). Data tersebar di berbagai database yang
terkait dengan aplikasi tertentu sehingga menyulitkan untuk
mengintegrasikan data-data. Implementasi yang terpadu (integrated) akan
memudahkan perusahaan di kemudian hari.
Aplikasi teknologi informasi dalam internet banking harus memenuhi aspek-aspek sbb:
•Mudah
meluncurkan aplikasi / produk / servis lain. Saat ini mungkin bank baru
memikirkan Internet Banking. Akan tetapi di kemudian hari akan muncul
layanan mobile banking, TV banking, dan berbagai layanan baru lainnya
yang belum terbayang pada saat ini. Sistem yang ada harus dapat
meluncurkan layanan ini dengan cepat. Time to market merupakan kunci
utama dalam era digital ini.
•Scalability, baik dalam ukuran maupun
dalam kecepatan. Sistem yang ada harus dapat melayani nasabah dalam
jumlah kecil, misalnya ribuan orang, sampai ke nasabah dalam jumlah
besar, misalnya belasan juta orang. Seringkali sistem yang dikembangkan
hanya dapat bekerja untuk jumlah nasabah yang sedikit sehingga ketika
servis menjadi populer dan nasabah mulai banyak menggunakan servis
tersebut maka servis menjadi sangat lam bat.
•Dapat mengakomodasi
platform / sistem yang berbeda-beda (heterogen). Multi-channel access
merupakan paradigma yang harus didukung. Pada masa yang akan datang,
layanan diharapkan dapat diakses dari berbagai platform; mulai dari
datang ke counter, diteruskan dengan akses lewat Internet, dan kemudian
diselesaikan melalui handphone.
•Memiliki sifat resilency, tahan
bantingan dan cepat kembali ke kondisi semula jika terjadi masalah.
Musibah tidak dapat diprediksi. Banjir, kebakaran, kerusuhan, dan
berbagai hal lainnya dapat menyebabkan terhentinya layanan. Servis
Banking (termasuk Internet Banking) harus dapat kembali menjalankan
layanan dalam waktu sesingkat mungkin.
•Manageable. Sistem yang ada
harus dapat dikelola dengan baik. Meningkatnya variasi dan kompleksitas
dari layanan sering menyebabkan kompleksitas di sisi sistem yang
mengimplementasikan layanan tersebut. Untuk itu sistem Internet Banking
yang ada harus dapat dikelola (manageable). Jika tidak, sistem akan
menjadi kacau balau dan tidak terkendali.
Untuk lebih melengkapi
tulisan ini, penulis mengambil contoh nyata yaitu internet banking salah
satu bank terbesar dan ternama di Indonesia yaitu BNI. Melihat pola
hidup sekarang yang dikenal mobile era dan antar daerah/wilayah/negara
yang “hampir tanpa batas”, BNI hadir memberikan solusinya melalui BNI
Internet Banking, yang akan memberikan keuntungan yaitu:
1. Hemat
waktu, melakukan aktivitas perbankan cukup menggunakan personal computer
atau laptop yang dilengkapi dengan koneksi internet
2. Kapan saja, tak terbatas waktu untuk bertransaksi
3. Dimana saja, transaksi dapat dilakukan dari belahan dunia manapun selama ada akses Internet
4. Mudah, menu transaksi jelas dengan navigasi yang simple, walaupun baru pertama kali menggunakannya
5.
Aman, dilengkapi sistem keamanan berlapis, yaitu Nasabah Pengguna
melakukan akses dengan User ID dan Password BNI Internet Banking dan
untuk melakukan transaksi finansial Nasabah Pengguna wajib menggunakan
BNI e-Secure.
6. Satu akses untuk semua produk, dengan login hanya
menggunakan User ID, Anda dapat sekaligus mengakses seluruh produk BNI
yang Anda miliki dalam satu Customer Information File di BNI.
7.
Registrasi mudah, melalui BNI ATM selanjutnya bisa langsung melakukan
proses aktivasi Layanan BNI Internet Banking melalui www.bni.co.id yang
hanya dilakukan satu kali.
Namun selain memiliki
keuntungan-keuntungan tersebut di atas sebetulnya teknologi informasi
dalam internet banking memiliki beberapa masalah antara lain:
•Sifat
aplikasi web yang connect ionless. Banyak aplikasi web-based bersifat
connect ionless sehingga agak sukar untuk aplikasi-aplikasi yang
membutuhkan sifat connection-oriented seperti aplikasi yang dibutuhkan
oleh aplikasi dengan keamanan tinggi. Biasanya aplikasi yang membutuhkan
keamanan melakukan authentication pada awal sesinya. Kemudian untuk
selanjutnya, selama sesi tersebut, pengguna dapat memberikan perintah
sesuai dengan level akses yang dimilikinya. Aplikasi semacam ini agak
sukar (bukannya tidak bisa, namun lebih sukar) diimplementasikan dalam
sistem yang memiliki sifat connectionless seperti kebanyakan aplikasi
web.
•Tingkat keamanan yang dipertanyakan. Salah satu kendala dari
layanan Internet Banking adalah ketidak-percayaan akan amannya layanan
ini. Hal ini berlaku secara umum untuk layanan electronic commerce
(e-commerce). Harapan dari aktivitas seperti ini adalah terjalinnya
hubungan yang lebih akrab antara nasabah dengan bank syariah melalui
karyawan-karyawannya. Jika sukses, bukan tidak mungkin nasabah yang
terpuaskan tersebut akan menjadi juru kampanye bagi produk atau layanan
bank syariah tersebut untuk komunitas atau lingkungan di mana ia tinggal
(word of mouth campaign).
Sumber yang melengkapi:
http://hasan.sayanginanda.com
waspada.co.id
firianapurba.word.com
wimkhan.wordpress.com
total.or.id
informasimedia.blogspot.com
web.bisnis.com
ristek.go.id
jurnal.snydez.com
detiknet.com.
Belum ada tanggapan untuk "Mobile Banking Dan Internet Banking"
Posting Komentar
Blogger Yang Baik Yang meninggalkan jejak berupa komentar